Memanfaatkan kebiasaan membaca untuk meningkatkan empati dan konsentrasi. Setiap kali membaca artikel atau buku yang memiliki topik dan gaya penulisan berbeda, pembaca harus “mengosongkan wadah” terlebih dahulu agar dapat menerima pesan penulis tanpa menghakimi dan mencoba berempati. Membaca tulisan panjang tidak hanya melatih kita untuk berempati, tapi juga melatih konsentrasi. Karena setiap kali membaca tulisan, pembaca diminta memberikan fokus dan perhatian yang besar untuk memahami konteks dan maksud penulis. Tulisan di Medium memiliki gaya bahasa dan topik yang berbeda disetiap artikelnya. Tulisan yang bersifat personal dan reflektif, memberikan waktu bagi pembaca untuk mencerna pengalaman, perasaan, pemikiran dan khayalan penulis.
- Aplikasi Upnote
- Membaca artikel Medium 1 jam perhari, sudah terkumpul 126 catatan intisari sejak Sabtu lalu
- Artikel berbeda dengan buku, buku biasanya hanya membahas satu topik, tiap bab memiliki hubungan dan gaya penulisannya sama. Buku antologi pun, meski ditulis dengan berbagai gaya penulisan, tetap memiliki satu benang merah yang menghubungkan.
- “Mengosongkan wadah” setiap kali membaca artikel Medium berbeda, agar dapat menerima pesan tiap tulisan tanpa menghakimi (judge) dan mencoba berempati.
- Melatih empati bermanfaat untuk menghadapi dunia nyata, membaca tulisan di Medium memberikan waktu untuk mencerna pengalaman, perasaan, pemikiran dan khayalan penulis.
- Tulisan di Medium bersifat personal dan reflektif, membuat kita memahami sudut pandang penulis. Tulisannya sering mengungkapkan emosi yang jujur.
- Tulisan panjang dan mendalam meminta fokus dan perhatian lebih besar dari pembaca untuk memahami maksud dan konteks penulis.
- Membaca tulisan panjang membantu meningkatkan daya konsentrasi dan rentang perhatian (attention span).
Sumber Ivan Lanin, 2024, Membaca Melatih Empati dan Konsentrasi