Prophetic writing adalah sebuah istilah yang digunakan oleh Dee Lestari untuk hal-hal yang ditulis terkait sesuatu yang belum terjadi, lalu merefleksikannya ketika ditulis.1 Dee Lestari percaya bahwa ada dua “alam” dalam pikiran kita, yaitu alam yang kita tempati dan alam lain dalam pikiran kita. Alam atau realitas lain dalam pikiran kita adalah tempat semua ide, wangsit, inspirasi, intuisi dan wahyu datang dari alam lain tersebut. Hal yang dituliskan bisa jadi terefleksikan sekitar 80%-90% akan benar-benar terjadi di hidup kita.
Pada alam tersebut, tidak ada batas waktu (timeless). Tidak ada batasan masa lalu, masa sekarang dan masa depan sehingga semua terjadi secara simultan. Di sinilah kita bisa berpikir, menganalisa, memprediksi atau membayangkan apa yang akan terjadi, seperti menuliskan apa yang belum terjadi tapi akan terjadi.
Ide itu tidak dicari oleh seseorang, ide lah yang datang pada kreatornya. Tugas kita adalah menjadi peka dan menangkap ide yang datang tersebut. Ide selalu mencari inangnya, jika inang yang ditemukan tidak layak atau tidak peka maka ide itu hanya akan jadi angin lalu dan tidak tereksekusi.
Contoh bisa diambil dari serial The Simpsons yang banyak menimbulkan kontroversi saat ini. The Simpsons banyak menampilkan scene yang dianggap dapat mempreediksi masa depan.
Baca juga:
Footnotes
-
YouTube-Fellexandro Ruby, 2023, Lunch #114 : Ide itu Murah, Eksekusi itu Mahal feat. Dee Lestari (Diakses: 2 September 2024) ↩